Pengikatan kaki adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki
perempuan zaman dahulu yang terjadi di China. Tradisi ini telah menghadirkan
penderitaan besar bagi para perempuan China pada masa itu. Pengikatan kaki
biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat
miskin biasanya terlambat memulai pengikatan kaki karena mereka membutuhkan
bantuan anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan.
Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat
menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat
jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal
ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari
hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus
dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di
kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Jika balutan terlalu
ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan pisau.
Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit
mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar
sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan
nanah.
Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia
dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.
Pengikatan kaki sering menyebabkan kecacatan seperti kelumpuhan bahkan kematian
anak-anak perempuan kerana infeksi, namun hal ini telah dianggap normal.
Pengikatan kaki juga menyebabkan perempuan sangat sulit berjalan dan melakukan
pekerjaan rumah tangga. Hal ini juga menyebabkan cacatnya para perempuan tua di
China.
Pengikatan kaki dimulai pada masa akhir dinasti Tang (618-907)
dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song
(960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911),
budaya mengikat kaki menyebar luas dalam mayoritas masyarakat China sampai
akhirnya dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911. Kelompok yang
menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang
merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China. Kebiasaan mengikat
kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar
satu milyar wanita China mengalami pengikatan kaki. Pengikatan kaki dimulai dari kalangan
atas atau golongan terpandang. Hal ini membuat perempuan menjadi perempuan yang
tergantung dan tidak berguna di luar rumah, menyulitkan bagi orang-orang miskin
yang membutuhkan bantuan untuk mengolah sawah atau perkebunan. Pengikatan kaki
kemudian menjadi syarat pernikahan. Laki-laki tidak akan menikahi perempuan
yang kakinya tidak diikat. Sehingga anak perempuan haruslah diikat kakinya
supaya dapat dinikahi terutama dengan laki-laki kalangan menengah ke atas.
Seorang ibu harus mengikat kaki anak perempuannya sebab kalau tidak maka anak
perempuannya hampir pasti tidak akan menikah. Pengikatan kaki bahkan menjadi
lambang kesucian, bahwa sekali diikat (dikunci) maka tidak akan bisa dibuka
seperti sabuk kesucian.
Pada
tahun 1895, komunitas anti-pengikatan kaki mulai terbentuk di Shanghai yang
kemudian menjalar ke kota-kota lain dan bahkan di luar negeri. Alasan utama
menentang pengikatan kaki adalah penderitaan yang dirasakan oleh perempuan
seumur hidupnya. Mereka mulai membuat daftar orang-orang yang tidak akan
mengikat kaki anak-anak perempuan mereka dan tidak akan menikahkan anak-anak
laki-laki mereka menikahi perempuan yang diikat kakinya sehingga para orang tua
tidak perlu kuatir anaknya tidak dapat menikah. Akhirnya pada tahun 1911
melalui Revolusi Sun Yat Sen, tradisi pengikatan kaki benar-benar dilarang.
No comments:
Post a Comment